Hardworker VS Workaholic : Selama ini kamu yang mana? Jangan sampai salah ya!
Campusbrainers, dunia kerja itu emang unik yaaa. Buat kamu yang masih mahasiswa dan pernah magang di perusahaan pasti relate banget tentang pernyataan ”dunia kerja beda yah sama kuliah”. Yashhh, kita bakal mengenali tipe-tipe orang selama mereka bekerja dan sifatnya juga. Bahkan sebenarnya, di dunia perkuliahan pun kita juga mengalami hal yang sama. Yup, apalagi kalo bukan karena tekanan pekerjaan yang bikin topeng siapapun bisa terbuka. Wah, sounds interesting, right?
Berbagai tipe manusia di dunia
kerja pun ada yang super galak, ada yang santuy, ambisius, hectic banget, ada
pula yang cuek parah yang penting kerjaannya kelar, bahkan sampai ada yang suka
membantu walau menyiksa dirinya sendiri. Tipe-tipe yang disebutin tadi bukan
cuman ada di dunia kerja, tapi juga possible ketemu orang yang kaya gitu di
dunia perkuliahan bahkan kehidupan masyarakat. Mengenai tipe dunia kerja, pernah
denger gak sih hardworker dan workaholic? Hmm, what’s the difference between
hard worker and workaholic?
Pada dasarnya, Hard Worker dan Workaholic ini emang tujuannya sama-sama profesional dan juga mengejar impian sih tapi tentu ada bedanya. Perbedaan hardworker dan workaholic :
1. Rajin
vs Kecanduan
Pekerja
keras itu bekerja keras karena rajin. Itu prinsip yang dia pegang agar hasil
kerja selalu baik. Workaholic itu bekerja karena kecanduan. Kalau gak kerja,
rasanya uring-uringan atau sakit kepala.
2. Sesuai
Jam vs Tanpa Batas
Pekerja
keras tahu batasan jam kerjanya. Pekerja keras (hardworker) lebih bisa
merealisasikan work-life balance. Mereka tau kapan harus bekerja dan kapan
waktunya istirahat, mereka akan menggunakan waktu luangnya untuk liburan atau
sekedar quality time. Karena itu, dia bekerja sekeras mungkin agar semua
tugas selesai dan gak numpuk besok!
Workaholic
gak tahu batasan jam. Meski tugasnya banyak atau sedikit, dia akan terus
bekerja selama mungkin. Bukan biar efisien, tapi supaya ada kerjaan. Orang
yang gila kerja (workaholic), saat liburan pun mereka masih berkutat dengan
pekerjaannya. Hufftt kesehatanmu lho mas :(
3. Sosial
vs Non-Sosial
Pekerja
keras punya kegiatan lain di luar jam kerja, seperti makan bareng keluarga,
kumpul sama teman, jalanin hobi, dll yang memperkaya hubungan sosialnya.
Workaholic gak bisa bagi waktu untuk orang lain, bahkan keluarga sendiri. Di
luar jam kerja, 100% waktu untuk diri sendiri tanpa bersosialiasi dengan orang
lain.
4.
Keluarga vs Diri Sendiri
Pekerja
keras umumnya bekerja untuk tujuan tertentu di luar dirinya sendiri. Baik untuk
menafkahi keluarga, atau mewujudkan suatu cita-cita. Tentu diri sendiri tetap
termasuk, tapi tidak selalu jadi prioritas utama.Workaholic bekerja hanya untuk
diri sendiri. Toh dia begitu gila kerja sampai tidak peduli pada orang lain dan
keluarga, jadi tidak punya tujuan lain, bahkan dia seringkali mengabaikan
kesehatan sendiri. Hmm cukup egois.
5. Tujuan
vs Keseharian
Pekerja
keras bekerja berdasarkan tujuan pasti. Kalau tujuannya tercapai, mereka tidak
akan segan untuk santai sejenak. Mereka akan kerja keras lagi saat ada tujuan
baru. Workaholic bekerja karena itu kegiatannya sehari-hari. Tidak ada tujuan
tertentu, hanya terus maju tak tentu arah. Gaji yang terkumpul pun hanya
menumpuk tanpa terpakai… Sia-sia!
That’s all
the difference antara pekerja keras dan workaholic Campusbrainers. Menjadi
seorang pekerja keras memang recommended banget karena ketekunan, kegigihan,
dan sifat pantang menyerah yang dilakukan. So, u must be hard worker, not
workaholic.
Jadilah pekerja keras yang punya keseimbangan hidup jangan menjadi workaholic yang egois terhadap diri sendiri dan juga orang lain yang justru pada akhirnya akan merugikan profesi dan juga perusahaan yang kamu cintai. Menurut kamu, selama ini kamu udah jadi bagian dari Hardworker belum? Komen di bawahhh ya
source
: idn.times
mahasiswa jangan sampe nerapin workaholic ya, ambis boleh tapi kesehatanmu lebih penting :)
BalasHapus