Varian Baru Covid-19 Delta dan Kappa
Amerika Serikat dan Inggris telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 43 persen dari populasi mereka. Tetapi karena varian Delta menjadi lebih umum di Inggris dalam beberapa pekan terakhir, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Varian baru virus corona yaitu Delta dan
Kappa, hingga Alpha dan Beta sudah menyebar di 14 provinsi di Indonesia.
Pemerintah menyebut saat ini beberapa wilayah di RI sudah dikepung varian delta
yang memang paling dominan.
Bahkan di DKI Jakarta,
Koordinator PPKM darurat Luhut Binsar Pandjaitan menyebut
90 persen penularan disebabkan oleh varian virus corona delta.
Apa itu varian Delta dan
bagaimana gejalanya?
Varian ini tidak hanya menyebar
lebih mudah daripada varian sebelumnya tetapi juga dapat menyebabkan penyakit
yang lebih parah. Ini sangat mengkhawatirkan bagi orang yang tidak divaksinasi
dan mereka yang memiliki respons kekebalan yang lebih lemah terhadap virus.
Ketika varian Delta menyebar orang-orang
memiliki gejala yang berbeda dan lebih parah daripada yang dilaporkan
sebelumnya pada awal pandemi. Gejala seperti demam bisa terjadi. Selain itu,
tingkat virus dalam tubuh meningkat lebih tinggi dari sebelumnya. Satu
penelitian menemukan bahwa gejala yang paling banyak dilaporkan adalah sakit
kepala, sakit tenggorokan dan flu.
Untuk orang yang lebih muda ini
mungkin terasa seperti flu biasa. Tetapi mereka masih bisa menyebarkan virus ke
orang lain yang lebih berisiko terkena penyakit parah, termasuk mereka yang
belum divaksinasi. Bahkan orang dengan infeksi tanpa gejala dapat menularkan
virus ke orang lain. Orang-orang harus waspada terhadap gejala lain seperti
batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau
penciuman.
Di tengah masih menyebarnya virus corona varian Delta, masyarakat kembali
dikejutkan dengan adanya kasus virus corona varian baru di Indonesia. Varian
tersebut yakni virus corona varian Kappa B.1617.1 yang telah ditemukan dalam
kasus infeksi Covid-19 di DKI Jakarta. Seperti varian Delta B.1617.2, Kappa
B.1617.1 juga varian yang pertama kali ditemukan di India. Selain Delta dan
Kappa, tercatat juga ada varian Alpha dan Beta. Indonesia kini tengah mengalami
lonjakan kasus Covid-19 varian Delta. Sedangkan varian Alpha, Kappa, dan Delta
sebelumnya telah memicu rekor infeksi di beberapa bagian Eropa dan anak benua.
Lalu apa sebenarnya perbedaan
antara varian Delta dan varian Kappa?
Virus corona varian Delta
merupakan jenis varian yang sangat mudah menular. Kepala Ilmuwan Badan Kesehatan
Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, varian Delta saat ini tengah dalam
perjalanan untuk menjadi varian yang dominan secara global karena peningkatan
penularannya. Seperti yang terjadi di Inggris. Hanya tiga bulan setelah pertama
kali ditemukan di Inggris, Delta telah mencetak lebih dari 99 persen kasus di
sana. “(Delta) bisa dengan cepat mengungguli varian lain. Kami melihatnya di
Inggris, kami melihatnya di seluruh Eropa, dan kami juga melihatnya di Amerika
Serikat (AS). Delta dengan cepat menjadi strain yang dominan,” kata Catherine
Bennett, Ketua Epidemiologi Deakin University.
Varian Kappa Varian Covid-19
Kappa pertama kali ditemukan di India dan kini kasus infeksinya telah sampai di
Indonesia. Beberapa bulan yang lalu, para peneliti mulai memperhatikan ada
strain mutan yang tengah berkembang di India. Mereka menyebutnya sebagai mutan
ganda, namun memang mungkin ada belasan mutasi yang menyebabkan varian baru.
Varian ini dikhawatirkan juga memiliki kemampuan penularan yang mudah dan cepat
serta memiliki potensi mematikan. Meski demikian, belum ada cukup bukti bagi
WHO untuk meningkatkan kategori varian Kappa menjadi varian yang
mengkhawatirkan.
Tidak ada komentar