Tips Bijak Memilih Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu atau Kura-Kura
Euphoria perkuliahan bagi mahasiswa baru sangat lumrah terjadi dan tentu sangat berbeda saat kita masih menjadi “siswa”, dimana kita tidak harus berada di sekolah sehari penuh, tidak menggunakan seragam, dan tidak harus membawa buku pelajaran yang sangat banyak. Banyak yang bilang masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa Perguruan Tinggi merupakan suatu hal yang patut dirasakan dan dinikmati, namun banyak kasus mahasiswa baru kebingungan antara harus memilih ingin menjadi mahasiswa golongan KUPU-KUPU (kuliah pulang) atau KURA-KURA (kuliah rapat).
Penggambaran keduanya cenderung berbeda, mahasiswa kupu-kupu dikenal dengan mahasiswa yang teladan, pintar, rajin, dan kadang beberapa menyebutnya introvert. Sedangkan, mahasiswa kura-kura adalah mahasiswa yang aktif organisasi, giat, sibuk, mudah bersosial dengan lingkungan, dan bisa disebut sebagai penggambaran mahasiswa yang ekstrovert.
Kedua
tipe tersebut memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Yuk kita bahas apa saja kelebihan dan kekurangan dari mahasiswa kuliah
pulang;
1. Kelebihan
a.
Waktu
belajar lebih banyak
b. Fokus
pada kuliah
c.
Memiliki
banyak waktu luang
2. Kekurangan
a.
Kurang
pengalaman
b. Kurang
relasi
c.
Pengembangan
diri sedikit lambat
Tipe
kedua yaitu mahasiwa kuliah rapat;
1. Kelebihan
a.
Banyak
relasi dari dalam dan luar kampus
b. Banyak
pengalaman dan ilmu baru yang tidak diajarkan di perkuliahan dan sekolah
2. Kekurangan
a.
Fokus
perkuliahan menjadi kurang
b.
Manajemen
waktu yang kurang
c.
Kurangnya
waktu luang
Esensi sesungguhnya dari
berorganisasi untuk mencari pengalaman bekerja sebagai tim, membuka pikirannya
untuk berpikir kritis, dan belajar menghargai teman dalam satu tim tersebut.
Namun, perlu digarisbawahi CampusBrainers, bahwa sukses tidak ditentukan hanya dengan ikut organisasi, walaupun
organisasi merupakan wadah yang baik untuk mengembangkan soft skill yang
merupakan salah satu kunci sukses. Kunci sukses terdapat pada soft skill bukan
terdapat pada sekedar ikut berorganisasi. Seseorang ikut berorganisasi tetapi
tidak mengambil pelajaran selama ikut organisasi tersebut, hanya ikut-ikutan,
tidak dapat bekerja sama dengan baik dan menganggap dirinya lebih baik
dibandingkan dengan mahasiswa lain yang tidak berorganisasi tentu pengalaman berorganisasinya
tidak akan berguna bagi masa depannya, berbeda dengan seseorang yang aktif
berorganisasi tetapi jujur, bekerja sama dengan baik di dalam timnya,
menghargai pendapat orang lain, dan sikap baik yang dapat dilakukan dalam
berorganisasi. Tidak ikut berorganisasi tentunya tidak menghalangi seseorang
mendapatkan kesukesan di masa depannya, mahasiswa yang tidak ikut
beroraganisasi ini mungkin justru memiliki softskill yang lebih baik melalui
pertemanannya dan hal lainnya.
Softskill dapat dikembangkan tidak
hanya dengan ikut berorganisasi, masih banyak wadah lain untuk
mengembangkannya, orang yang menganggap berorganisasi merupakan jalan
satu-satunya untuk mengembangkan softskillnya tentu sangat salah. Softskill
dapat dikembangkan dengan hal kecil seperti kejujuran saat ujian, kedisiplinan
saat berangkat kuliah dan mengumpulkan tugas dan lainnya, contoh tokoh yang
sukses walau tidak berpendidikan tinggi dan mengandalkan softskill yaitu
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, beliau bahkan hanya lulusan SMA.
Ingat! Menjadi mahasiwa kuliah pulang atau
kuliah rapat kembali pada pilihan masing-masing ya CampusBrainers! Karena yang
terpenting dalam sebuah perjalanan kehidupan adalah tentang makna yang
ditebarkan bukan pengalaman. Pengalaman tanpa makna seperti kaleng tanpa isi.
Tidak ada komentar